Bupati Haryanto Tak Ingin Grusa-Grusu Soal Penyaluran Bantua Covid-19 Foto Bupati Pati Haryanto Dalam Menyampaikan Penyaluran Bant...
Bupati Haryanto Tak Ingin Grusa-Grusu Soal Penyaluran Bantua Covid-19
Sentralpatinews.com
Efek jangka panjang persebaran Covid-19 di
Kabupaten Pati, menjadi pertimbangan tersendiri bagi Bupati dalam menentukan
momentum penyaluran bantuan Covid-19.
"Para ahli memprediksi bahwa bukan satu dua
hari kita akan menghadapi wabah ini. Dampaknya pasti akan lama bagi masyarakat
Pati, sedangkan sumber daya kita terbatas. Refocusing anggaran 32 miliar yang
nantinya akan ditambah menjadi Rp 139 Miliar itu juga uang rakyat yang
pengelolaannya tak boleh sembrono, sebisa mungkin anggaran itu harus tepat
sasaran dan berorientasi jangka panjang", tegas Bupati Pati Haryanto saat
diwawancarai usai Rabu siang (29/4) menghadiri
Rakor dan Evaluasi Penanganan Covid-19 secara daring melalui video
teleconference di ruang Pati Command Center (PCC) Setda Kabupaten Pati.
Dalam kegiatan yang juga dihadiri oleh Wakil
Bupati Pati Saiful Arifin (Safin) dan Sekda Pati Suharyono tersebut, Haryanto
menjelaskan bahwa yang ia maksudkan dengan efek jangka panjang ialah dampak
sosial jangka panjangnya.
"Masyarakat memang butuh cepat tapi Pemkab
tak boleh kemrungsung. Kita tetap gerak cepat tapi dengan kehati-hatian",
tegas Haryanto.
Apalagi, menurut Bupati, terkait jaring pengaman
sosial itu sensitif, rawan gesekan kalau tak tepat sasaran.
"Pemkab bisa saja pilih cepatnya dengan
langsung menyalurkan, tapi kalau nanti bantuan dari pusat, provinsi, maupun
Dana Desa disalurkan belakangan, ternyata ada yang lebih membutuhkan tapi nggak
kebagian kan jadi gejolak di masyarakat. Terus Pemkab bisa bantu apa kalau
bantuan Pemkab udah terlanjur disalurkan", imbuh Bupati.
Jika hal itu terjadi, menurut Haryanto, energi
akan terkuras double. "Udah capek mikir Corona, terkuras juga untuk
mengatasi kecemburuan sosial yang pasti dampaknya panjang dan bahkan bisa
mengancam keamanan dan ketertiban. Karena ini urusan perut, tak boleh kita
sepelekan efek jangka panjangnya", jelasnya.
Terlebih, menurut Bupati pihaknya sudah
menargetkan awal Mei bantuan Pemkab sudah tersalurkan. "Tinggal tunggu
hitungan hari saja masak kita nggak rela? Toh itu demi kebaikan semua",
tegas Haryanto.
Kemudian terkait APD yang masih kurang, Bupati
juga menjelaskan bahwa seluruh bantuan APD yang diterima oleh Gugus Tugas Percepatan
Penanganan Covid-19 Kabupaten Pati sudah disalurkan melalui Dinas Kesehatan
Kabupaten Pati. "Jika memang bantuan APD masih belum mencukupi, Pemkab pun
sudah menyiapkan anggaran untuk itu. Masalahnya kemarin-kemarin kan APD, rapid
test, dan PCR tes sempat langka. Jadi kita andai punya uang banyak sekalipun
tapi kalau barangnya susah kan juga butuh waktu untuk mencari dan
mengupayakannya", lanjut Haryanto.
Meski demikian, Bupati mengaku bahwa tiap kali
alat rapid test maupun PCR/swab test tiba pihaknya tak pernah tinggal diam.
"Pasti langsung dimanfaatkan dan
diprioritaskan untuk yang paling butuh, misalnya keluarga, tetangga, teman,
maupun tenaga medis yang pernah kontak langsung dengan pasien positif
Covid-19", terang Bupati.
Pihaknya juga mengaku tak bisa langsung gerak
cepat karena kemarin sempat ada SK terbaru terkait refocusing anggaran, yang
membuat Pemkab harus melakukan sejumlah penyesuaian lagi.
"Pusat saja ngasih target laporan
refocusingnya sampai tanggal 23 April, maka kami pikir wajar jika dalam 6 hari
berikutnya, termasuk hari ini, Pemkab berikhtiar yang terbaik untuk melakukan
sinkronisasi data penerima bantuan agar tak terjadi tumpang tindih antar
bantuan Pusat-Pemprov-Pemkab-Dana Desa", jelasnya.
Jauh-jauh hari sebelum ada SK terbaru tersebut,
Bupati memang mengaku telah membuat surat edaran agar seluruh Kepala OPD
melakukan pergeseran anggaran, hingga Rp 32 miliar.
Namun SK Bersama Menteri, yaitu Mendagri dan
Menteri Keuangan, kemudian mewajibkan daerah melakukan refocusing anggaran
hingga minimal 50%.
Bupati menyebutkan, beberapa pos kegiatan
mengalami pengurangan diantaranya Tambahan Penghasilan Pegawai (TPP) yang telah
dinaikkan bulan Februari, harus dikurangi hingga 40% selama masa pandemi.
"Kemudian anggaran makan minum, lalu
perjalanan dinas dalam negeri maupun luar negeri kita ambil lagi, begitu juga
sarana prasarana pengadaan mobil dan lain-lain kita ambil lagi," tegas
Bupati.
Pihaknya
mengaku telah berupaya optimal untuk menyediakan alokasi anggaran penanganan
covid-19, baik pembelian APD maupun penunjang kesehatan, juga kebutuhan jaring
pengaman sosial yang membutuhkan biaya hingga 139 Miliar.
"Jangan sampai itu pemanfaatannya tak
maksimal, karena kalau di kami, tiap sen yang dikeluarkan harus ada
pertanggungjawabannya" ungkap Bupati.
Di akhir wawancara, Bupati juga mengajak segenap
pihak untuk tak lelah berdo'a.
Ia berharap wabah tidak semakin meningkat,
sehingga penanganan Covid-19 di Kabupaten Pati bisa tercukupi dari APBD
Kabupaten Pati.
(FN /FN /MK / Luky SPn )
COMMENTS